Archive | September 2005

besok adalah hari baru yang dimulai pagi sekali

besok aku akan berangkat dalam sebuah perjalanan yang tak pernah aku lakukan sebelumnya…. sebuah liburan atas biaya sendiri. sebuah liburan yang sudah lama dinanti, dan sepertinya sudah lama diperlukan juga.

aku ingin banyak berpikir.
aku ingin menetapkan hati.

aku ingin pulang disambut sebuah senyuman

If I Can Say So Myself

Not too give myself too much credit, but every so often I come up with apparently quotable words that, hopefully, benefit the person I’m giving the words to. These words came up on Wenyii’s blog not long after my chat with her, and after reading it myself… it seems like a good thing to write down here:

we can never be better, we can only try
and be better because we try, not because we are

So… do your best… try to be the best.. but never settle for being the best.
I think I don’t understand that one either…

Untitled

hari bisa buruk, bisa juga baik, tergantung menit yang kamu kenang, tergantung kenangan yang kau pegang dalam hati. dan, tergantung bagaimana kamu melihat hari ini.
aku dihadapkan pada sebuah keputusan sulit; kedua pilihan dari keputusan ini akan tetap sulit, tetap akan berat… dan sepertinya tetap akan ada pihak yang dirugikan. saya bingung.
saking bingungnya kepalaku sakit….
tapi… bolehlah saya pulang sebentar lagi, untuk melupakan sejenak? untuk melupakan menit tersebut? karena pekerjaanku bukan hidupku.

Bigger Than My Body

This is a call to the color-blind
This is an IOU
I’m stranded behind a horizon line
Tied up in something true

Yes, I’m grounded
Got my wings clipped
I’m surrounded (by)
All this pavement
Guess I’ll circle
While I’m waiting
For my fuse to dry

Someday I’ll fly
Someday I’ll soar
Someday I’ll be so damn much more
Cause I’m bigger than my body gives me credit for

Why is it not my time?
What is there more to learn?
Shed this skin I’ve been tripping in
Never to quite return

Yes, I’m grounded
Got my wings clipped
I’m surrounded (by)
All this pavement
Guess I’ll circle
While I’m waiting
For my fuse to dry

Someday I’ll fly
Someday I’ll soar
Someday I’ll be so damn much more
Cause I’m bigger than my body gives me credit for
Cause I’m bigger than my body now

Maybe I’ll tangle in the power lines
And it might be over in a second’s time
But I’ll gladly go down in a flame
If the flame’s what it takes to remember my name

Yes, I’m grounded
Got my wings clipped
I’m surrounded (by)
All this pavement
Guess I’ll circle
While I’m waiting
For my fuse to dry
For my fuse to dry

Someday I’ll fly
Someday I’ll soar
Someday I’ll be so damn much more
Cause I’m bigger than my body
I’m bigger than my body
I’m bigger than my body now

[as sung by John Mayer… I may be big already, but I can be bigger inside]

Life In The Pathways Leading To… Somewhere

The interesting parts of the past week, and yes, it has been a week since my last post, are… well…
Oh dear, I do not know what to write. I must be happy, then. But happy about what?
I still am not sure…

gedung metropole!

aku jatuh cinta pada gedung metropole. terletak di bilangain cikini, jakarta; gedung ini sempat naik lagi kepopulerannya dengan dieksposnya gedung ini dalam film ‘janji joni’. di sini memang ada bioskop bernama Megaria 21 (yang tentunya bagian dari grup 21 cineplex), ada warung soto, ada tukang cukur, ada kafe yang jadi satu sama wartel, dan sebuah arena bilyar di atas. di gedung sebelah ada hero, bahkan ada kantor notaris di belakang.
gedungnya sendiri merupakan peninggalan arsitektur Belanda era art deco, sehingga kalaupun orang tidak tahu namanya, orang jakarta pasti tahu gedung ini yang mana. sayangnya gedung ini kurang terawat, sehingga tidak menyiarkan cahaya yang mungkin dia sandang sebelumnya.
aku sekarang jadi ingin mencari tempat tinggal dekat daerah sini… ada yang punya usulan?

Berita Hari Ini

hari tidak pernah enak apabila dimulai dengan sesuatu perasaan yang tidak enak… dan hari ini, badanku tak enak, otakku seperti tak nyaman sadar dan bangun di hari ini. sepertinya segala sesuatu akan menjadi jelek hari ini.
akhirnya, sore hari ini aku berseteru dengan dua orang yang bisa dibilang terdekat dengan aku, tapi masih seputar pekerjaan. cukup pelik dan rumit…. untungnya solusinya cukup memuaskan hingga tidak memerlukan kondisi yang ekstrim. pas membaca blog ini lagi, lagi-lagi aku berpikir tentang sebuah hari… mungkin bahkan, sekumpulan jam, yang entah kenapa masih terasa indah. hanya dengan tawa hari itu, dan tawa hari ini setelah berbicara dengan beberapa teman, resahku sedikit menghilang.
ada seseorang yang ingin kutemui saat ini.

Tanpa Komentar Banyak

hari ini entah kenapa, cepat berlalu tanpa komentar banyak, tanpa merasakan banyak, tanpa mengalami banyak. aku hanya tahu, andai aku bisa ulang apa yang kualami kemarin… ya mungkin tidak persis sama,… nggak tahu juga… yang jelas… aku sudah lama tidak merasa seperti itu. aku ingin tahu apakah itu nyata, atau sesemu sebagian kehidupan yang biasanya bergulir di kota ini.
mungkin aku perlu pulang sekarang.

Gelas

kata orang, orang yang pesimis melihat gelas yang setengah terisi sebagai setengah kosong, dan orang yang optimis melihatnya sebagai setengah penuh. bagaimana kalau kita berhenti melihat isi gelasnya, dan melihat gelasnya sendiri? kajilah apa gelas itu, apa artinya buat kita. dan kaji terus.

Menghargai Apa Yang Kita Punyai

seharusnya judulnya: menghargai yang kita punyai, di luar dan di dalam.
entah kenapa, pacu dan kecepatan kehidupan di zaman modern ini membuat orang memfokuskan diri pada apa yang belum mereka miliki dan apa yang belum mereka capai, sehingga seringkali orang lupa untuk melihat ke belakang dan benar-benar menghargai apa yang sudah dicapai atau didapat. mungkin para pembaca sudah cukup tahu, bahwa apa yang biasanya kita dapat tidak akan seratus persen seperti yang kita mau, namun biasanya membawa serombongan berkah yang mungkin tak terasa pada awalnya (dan, mungkin, beserta dengan masalah-masalah yang terkait). aku tidak ingin sok berpetuah dan mengatakan bahwa kita harus mensyukuri apa yang kita punyai karena banyak orang tidak memiliki yang kita punyai, tapi aku ingin melihatnya dari sisi lain: berilah sedikit penghargaan pada diri kita. apa yang kita pegang dalam lingkungan duniawi kita, apa yang kita bawa dalam otak, dan apa yang kita bawa dalam hati adalah pencapaian, adalah sebuah berkah yang perlu disyukuri dan diendapkan benar-benar. kebaikan dan kekhilafan kita termasuk pencapaian, dan termasuk yang membentuk diri kita; di sinilah maksudnya orang-orang bijak saat mereka mengatakan “jangan lupa diri”. jangan terlalu sibuk mengejar yang belum menjadi bagian dari kita sehingga kita lupa apa yang sebenarnya membentuk diri kita.
apapun yang kita punyai mungkin bukan yang apa yang kita inginkan, tapi berkahnya tetap akan kita rasakan, sejauh kita ingat pada diri kita masing-masing.
apa yang aku rasakan, walaupun tidak seperti yang kuinginkan, tetap akan kuhargai.
apa yang kumiliki, walaupun tidak seperti yang kuinginkan, tetap akan kuhargai.
senyumlah pada diri anda yang di dalam, sebelum senyum ke orang lain – pelajaran terberat yang pernah aku tempuhi.