Budaya “Melawan” dan Romantisme Era Perlawanan

Kenapa sih, orang Indonesia susah diatur? Seperti ada semacam kesadaran  kolektif untuk melawan aturan, melanggar lampu lalu lintas, dan menginjak rumput padahal jelas-jelas ada tanda dilarangnya? Seperti ada kecenderungan ‘melawan aparat kalau rame-rame’?

Padahal kan ya, nunggu bentar di lampu merah kan nggak papa (dan di beberapa lampu merah, ada indikator waktunya. Dan ternyata cuma nunggu 90 detik kan…). Berjalan berputar sedikit nggak soal toh, ga usah nginjek rumput. Nggak perlu nembus jalan lawan arah demi ‘biar cepet’. Polisi mungkin ada yang korup, tapi mas2 polisi yang ngatur lalu lintas sambil kepanasan karena harus pake seragam lengkap mbok ya dibantu juga biar pekerjaannya lebih ringan. Terus, kenapa kebanyakan dari kita nggak bisa gini sih?

Gue sendiri merasa dari kecil kita sudah disuap pelajaran sejarah soal perlawanan kita pada penjajah, pada “otoritas”. Buku sejarah bercerita soal pahlawan-pahlawan yang hebat dalam perlawanan mereka – memang tepat sih, mereka memang hebat. Tapi yang gue inget soal cerita dan isi buku sejarah itu adalah soal perlawanannya, bukan kenapa ada perlawanan. Kenapa ada perlawanan ya karena ada penjajah. Ada orang yang otoriter, sewenang-wenang sehingga perlu dilawan. Sesederhana itu. Ada sebuah romantisme yang dijual dalam perlawanan, terutama akhir-akhir ini dalam bentuk demo turun ke jalan. Pendemo turun ke jalan merasa melawan sesuatu dan sedang mengikuti langkah para pahlawan sebelumnya. Padahal kan… harusnya, intinya bukan perlawanan belaka.

Ya saat ini sih kita memang belum lepas dari “penjajah”, hanya saja sekarang yang menjajah kita adalah warga kita sendiri, melalui penguasaaan uang, modal dan infrastruktur. Kita diminta jadi konsumen yang patuh. Jadi warga negara patuh. Opresi militer sudah berganti jadi opresi ekonomi untuk sebagian besar warga Indonesia.

nah kayak gini sih emang harus dilawan, tapi emang harus segala hal dilawan? sampe rambu lalu lintas dilawan? 

Kenapa nggak kita inget bahwa pahlawan-pahlawan kita mengutamakan perjuangan, bukan perlawanan belaka? kalo kita mikir perlawanan doang sih, ya ampe sekarang penjajah masih ada kali. Perjuangan ada objektifnya – dulu ya kemerdekaan, dan sekarang adalah kemajuan kita sendiri sebagai warga maupun sebagai bangsa. Dalam perjuangan memang ada perlawanan terhadap sesuatu, tapi sepertinya hari ini lawannya adalah rasa iri dan dengki, rasa ketidaksabaran, dan sebagainya.

Diulang. Perjuangan ada objektif – dan perlawanan adalah salah satu strateginya. Alatnya. Kalau perjuangan nggak perlu perlawanan, tapi butuh diplomasi atau akal sehat, ya kenapa harus perang? Kalau jalanan macet akan sedikit lebih lancar kalau semua sabar dan cermat menempatkan diri dalam lajur jalan yang tepat, kenapa harus ada serobot jalur, bunyi-bunyi klakson dan sirene palsu nggak penting? Kan objektif bersamanya sampai di rumah secepatnya. Di badan jalan yang macet, lebih mudah kalau kita berjuang bersama toh, ketimbang melawan semua mobil yang ada di jalan?

emang jauh banget hubungannya antara perilaku di jalan dengan sanubari bangsa. tapi, hal besar mulai dari hal kecil toh… kalau hal seremeh temeh perilaku di jalan raya aja kita nggak bisa disiplin dan memperjuangkan yang benar, gimana hal lain? 

Iya, pemerintah buruk, polisi buruk, DPR buruk, dan lain-lain. Tidak adil kalau ngomong itu secara umum, pastinya ada yang baik dalam lembaga-lembaga itu (sayangnya minoritas sepertinya), tapi masa karena orang lain buruk, kita harus ikutan buruk? mentang-mentang yang lain ngelawan arah di jalan, kita harus ikutan juga? 

Berjuanglah. ini perjuangannya. Mulai tertib. Berhenti melawan, dan mulai berjuang.

Tertanda,
Yang diklaksonin dan dipelototin semua orang kalau berhenti di tikungan berlampu merah, karena menurut mereka belok kiri boleh langsung.

About barijoe

Failed Musician, Reformed Gadget Freak and Eating Extraordinaire.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: