Archive | January 2014

[Manic Monday] Melihat Industri Musik Indonesia Dengan Berkaca Ke Vietnam

Dalam perjalanan karir saya, saya sempat bekerja di dunia hiburan di Vietnam. Perusahaan saya bergerak di bidang TV, film dan bioskop, tapi karena salah satu proyek TVnya adalah MTV Vietnam. Peluncuran MTV di Vietnam ini membuat saya harus mempelajari industri musik Vietnam secara lebih seksama, karena sebelumnya saya berkonsentrasi di industri film dan bioskop Vietnam. Dan dibandingkan dengan pengalaman industri musik saya di Indonesia, saya temukan banyak hal yang berbeda.

Indonesia dan Vietnam sama-sama memiliki pasar bajakan yang cukup besar. CD dan DVD bajakan dijual bebas dan terbuka, dan situs-situs musik dan film bajakan banyak beredar. Salah satu hal yang paling mencolok saya lihat adalah, tidak adanya major label di Vietnam. Kondisinya mungkin sebanding dengan Indonesia awal tahun 1980an, yang praktis isinya label lokal yang merilis album sendiri, maupun merilis “ulang” album dari luar negeri tanpa izin. Hal ini terhenti dengan ancaman embargo dari AS, dan masuknya para major label ke Indonesia secara resmi.

Baca selanjutnya di Dailysocial.

Jalan Raya, Ruang Publik Yang Terlupakan

Ruang publik, di kepala kita adalah ruang-ruang yang bisa digunakan orang banyak. Yah, kurang lebih seperti itu – taman, lapangan bola, sampai mall pun bisa disebut ruang publik. Tapi ada satu ruang publik yang mungkin terlupakan, karena seringnya kita tidak merasakan langsung ruang publik tersebut.

Kalau di tempat ramai seperti restoran atau taman, kalau kita berisik kan pasti minimal dipelototi orang-orang sekitar, apa lagi kalau kita sudah pada tahap sangat mengganggu. Pastinya terjadi cekcok atau debat. Sebelum itu terjadi, pasti ada teman atau keluarga yang sudah menegur duluan, ‘jangan berisik, nanti yang lain terganggu’. Intinya, di ruang publik, kita diajarkan untuk kalau tidak memikirkan orang lain, paling tidak menghindari konflik dengan orang lain.

Jalan raya sebenarnya merupakan rentetan ruang publik yang terbesar yang bisa dimiliki sebuah kota, karena satu jalan digunakan beramai-ramai oleh siapa saja, pejalan kaki sampai pengendara truk sekalipun. Demi alasan keamanan, tentunya, ruang yang disediakan untuk pejalan kaki dan pengguna kendaraan itu dibedakan, meskipun hal ini banyak tidak dipenuhi. Akhirnya, jalan raya menjadi ruang publik yang berantakan, yang peruntukannya jadi kurang jelas dan mudah terjadi konflik.  Read More…