[Manic Monday] Melihat Industri Musik Indonesia Dengan Berkaca Ke Vietnam
Dalam perjalanan karir saya, saya sempat bekerja di dunia hiburan di Vietnam. Perusahaan saya bergerak di bidang TV, film dan bioskop, tapi karena salah satu proyek TVnya adalah MTV Vietnam. Peluncuran MTV di Vietnam ini membuat saya harus mempelajari industri musik Vietnam secara lebih seksama, karena sebelumnya saya berkonsentrasi di industri film dan bioskop Vietnam. Dan dibandingkan dengan pengalaman industri musik saya di Indonesia, saya temukan banyak hal yang berbeda.
Indonesia dan Vietnam sama-sama memiliki pasar bajakan yang cukup besar. CD dan DVD bajakan dijual bebas dan terbuka, dan situs-situs musik dan film bajakan banyak beredar. Salah satu hal yang paling mencolok saya lihat adalah, tidak adanya major label di Vietnam. Kondisinya mungkin sebanding dengan Indonesia awal tahun 1980an, yang praktis isinya label lokal yang merilis album sendiri, maupun merilis “ulang” album dari luar negeri tanpa izin. Hal ini terhenti dengan ancaman embargo dari AS, dan masuknya para major label ke Indonesia secara resmi.
Baca selanjutnya di Dailysocial.
3 responses to “[Manic Monday] Melihat Industri Musik Indonesia Dengan Berkaca Ke Vietnam”
Trackbacks / Pingbacks
- March 18, 2014 -
allo mas ario, salam kenal dari saya..
setelah membaca artikel ini sy lgsg tertarik menghubungi mas ario. jika mas ario berkenan sy berkeinginan menimba ilmu dari mas ario karena sy hendak mengembangkan project jaringan musik berbasis media digital. kiranya pengalaman mas ario sebagai seorang Co-Founder berguna bg sy untuk merealisasikan setelah 3 tahun sy melakukan research n development. terima kasih atas perhatiannya. Tuhan Memberkati!
Regard,
Bowie
rockhillsound18@gmail.com
Dear Bowie, oh boleh aja kalo mau nanya-nanya, email aja ke ario[dot]tamat[at]gmail[dot]com ya.